Pemekaranwilayah Kabupaten Manggarai Timur menjadi unit analisis dalam penelitian ini untuk mengetahui proses terbentuknya Kabupaten Manggarai Timur, siapa saja yang terlibat dalam proses itu, apa kepentingannya dan bagaimana proses itu berjalan. apa kepentingannya dan bagaimana proses itu berjalan. Keterlibatan elite politik lokal
- Lembaga sosial adalah suatu wadah yang berisikan norma-norma untuk mengatur atau menjadi pedoman aktivitas kehidupan masyarakat. Lembaga sosial terbentuk karena adanya kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh, masyarakat membutuhkan pendidikan sehingga terbentuklah lembaga pendidikan seperti sekolah. Contoh lainnya ketika masyarakat membutuhkan keberadaan uang sebagai alat pembayaran, maka dibentuklah lembaga ekonomi seperti bank. Dengan kata lain, lembaga sosial sangat berperan besar dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat sesuai dengan fungsinya di bidang tertentu. Sedangkan jika dilihat secara menyeluruh, lembaga masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis, tertib, dan Lembaga Sosial dan Contohnya Dalam kehidupan bermasyarakat, ada 6 jenis lembaga sosial yang diketahui. Berikut keenam jenis lembaga sosial tersebut beserta contohnya keluarga Keluarga merupakan lembaga sosial paling dasar dalam masyarakat sekaligus menjadi pusat kegiatan individu. Contoh Keluarga inti ayah, ibu, dan anak Keluarga besar keluarga inti ditambah kakek, nenek, paman, bibi, dan seterusnya Klan kelompok kekerabatan 2. Lembaga pendidikan Lembaga ini terwujud demi memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. Lembaga ini juga merupakan tempat untuk membentuk individu agar memiliki perilaku yang baik. Contoh Sekolah Taman Kanak-Kanak TK Pendidikan Anak Usia Dini PAUD Perguruan Tinggi universitas Lembaga Pelatihan Kerja 3. Lembaga ekonomi Lembaga yang mengatur hubungan antar individu dalam melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup. Lembaga ini mengatur perekonomian demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera. Contoh Bank Koperasi Pasar Perusahaan BUMN 4. Lembaga politik Lembaga sosial yang mengatur pembentukan, pembagian, hingga pelaksanaan kekuasaan/ wewenang di masyarakat. Lembaga ini dapat berbentuk pemerintahan yang perannya tak hanya untuk memelihara keamanan dan ketertiban, tapi juga melayani masyarakat. Contoh Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR Dewan Perwakilan Rakyat DPR Dewan Perwakilan Daerah DPD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Partai politik 5. Lembaga agama Lembaga agama adalah lembaga sosial yang berfungsi mengatur kehidupan masyarakat di bidang kerohanian. Contoh Majelis Ulama Indonesia MUI Persekutuan gereja-gereja Indonesia PGI Konferensi Wali Gereja Indonesia KWI Parisada Hindu Dharma Indonesia PHDI Perwakilan Umat Budha Indonesia WALUBI Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia MATAKIN 6. Lembaga budaya Lembaga yang berperan dalam pengembangan sekaligus pelestarian kebudayaan, kesenian, serta ilmu pengetahuan. Contoh Dewan kebudayaan di tiap kota, misalnya Dewan Kebudayaan Yogyakarta dan Dewan Kesenian Jakarta. Lembaga adat dan kebudayaan suku tertentu Paguyuban seni Sanggar tari Proses Terbentuknya Lembaga Sosial Proses terbentuknya lembaga sosial atau lembaga kemasyarakat disebut juga dengan proses institusionalisasi atau pelembagaan. Lembaga sosial sendiri sebenarnya terbentuk dari norma-norma masyarakat. Norma tersebut berproses dari yang awalnya dikenal, kemudian diakui, dimengerti, hingga akhirnya dipatuhi oleh masyarakat. Jadi, proses institusionalisasi terjadi ketika ada norma atau nilai-nilai yang dianggap penting bagi kehidupan. Masyarakat kemudian diminta untuk mematuhi norma tersebut demi kehidupan yang lebih baik. Dikutip buku Pengantar Sosiologi karangan Dr. Baharuddin MA, lembaga sosial terbentuk melalui proses habitualisasi dan tipifikasi. Habitualisasi merupakan proses terbentuknya suatu kebiasaan dari perilaku tertentu yang diulang-ulang. Sedangkan tipifikasi adalah proses penerimaan atau pembenaran dari kebiasaan tersebut oleh sekelompok orang. Sementara proses habitualisasi yang terus berlanjut ke tipifikasi disebut dengan institusionalisasi. Maka jika diurutkan, awalnya ada sebuah perilaku yang dilakukan secara berulang sehingga menjadi kebiasaan habitualisasi. Akan tetapi, kebiasaan ini belum tentu dianggap baik atau cocok bagi orang lain. Namun apabila dianggap cocok dan dipandang sebagai sesuatu yang penting, maka kebiasaan tersebut akan diterima, diakui, sekaligus diikuti oleh orang lain tipifikasi. Dari sinilah kemudian terbentuk suatu tipe. Tipe merupakan suatu kebiasaan yang berlaku bagi sekelompok orang atau masyarakat, contohnya adalah adat istiadat atau tata kelakuan. Tipe inilah yang kemudian disebut sebagai lembaga sosial atau lembaga Proses Terbentuknya Lembaga Sosial Suku Sasak terkenal dengan tradisi kawin lari, yaitu tradisi menculik/ melarikan seorang gadis calon mempelai wanita sebelum pernikahan dimulai. Tradisi ini terbentuk dari perilaku perorangan, kemudian menjadi kebiasaan hingga akhirnya berubah menjadi tradisi yang diikuti oleh masyarakat. Pada awalnya, kawin lari adalah sebuah perilaku yang dilakukan oleh seseorang. Namun seiring berjalannya waktu, perilaku ini diikuti oleh orang lain di kalangan Suku Sasak. Perilaku kawin lari yang dilakukan secara berulang ini akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Lama-lama kebiasaan ini diakui dan dianggap sebagai sesuatu yang baik oleh kelompok masyarakat. Namun kebiasaan kawin lari ini belum memiliki norma atau aturan tertentu. Dari sinilah kemudian diciptakan aturan atau norma tentang tata cara pelaksanaan kawin lari yang dipatuhi oleh juga Interaksi Antarruang di Bidang Sosial Dampak Positif & Negatifnya Contoh Perubahan Sosial yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki Mengenal 6 Faktor Penghambat Integrasi Sosial dalam Masyarakat - Pendidikan Kontributor Erika EriliaPenulis Erika EriliaEditor Dhita Koesno
Budayaberasal dari kata culture ini diadaptasi dari bahasa Latin, yaitu cult yang berarti mendiami, mengerjakan, atau memuja, dan are yang berarti hasil dari sesuatu. Warner dan Joynt (2002 : 3) mengartikan budaya dari Berthon (1993 ) sebagai hasil dari tindakan manusia. Budaya dalam suatu organisasi merupakan karakteristik semangat atau
Proses budaya adalah proses terbentuknya pembentukan budaya, dari BSI menjadi BSO, di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Proses itu terdiri dari sejumlah subproses yang jalin-menjalin, antara lain kontak budaya, penggalian budaya, seleksi budaya, pemantapan budaya, sosialisasi budaya, internalisasi budaya, kontrol budaya, evaluasi budaya, pertahanan budaya, perubahan budaya, dan pewarisan budaya, yang terjadi dalam hubungan antara suatu organisasi dengan lingkungannya secara berkesinambungan. Kontak Budaya Gelombang informasi yang semakin global mendorong kontak antarbudaya semakin pesat. Kontak budaya adalah pertemuan antara nilai baru dengan nilai lama, yang terjadi di luar maupun di dalam organisasi. Kontak budaya dapat dibedakan atas kontak lunak soft contact dan kontak keras crash contact. Lunak dsn keras ditandai dengan pelan atau cepat bertahap atau sekaligus tiba-tiba atau terduga sebelumnya sedikit demi sedikit atau besar-besaran dikenal atau tidak sudah disiapkan atau belum/tidak diharapkan atau tidak kesannya baik atau tidak. Penggalian Budaya Penggalian budaya dalam sejarah dikenal luas dan berdampak generatif kuat. Berbagai disiplin ilmu pengetahuan dapat digunakan sebagai alat untuk menggali budaya Indonesia, seperti sejarah, antropologi, etnologi, folklore, bahasa, geografi, adat dan tradisi, religi dan kepercayaan, sosiografi, etnografi, hukum dan lain sebagainya. Seleksi Budaya Budaya dari luar yang dibawa oleh kontak personal dan atau kontak teknologi impersonal, maupun budaya dari dalam hasil penggalian budaya, mengalami seleksi atau evaluasi, yaitu seleksi alam yang unggul yang hidup seleksi sosial berdasarkan mekanisme kontrol sosial yang sesuai yang diterima seleksi manajemen budaya yang terprogram Terbentuknya Budaya, Pembentukan Budaya, Pemantapan Budaya Begitu organisasi didirikan, pembentukan budayanya pun dimulai. Pembentukan BO terjadi tatkala anggota organisasi belajar menghadapi masalah, baik masalah yang menyangkut perubahan-perubahan eksternal, maupun masalah internal yang menyangkut persatuan dan keutuhan organisasi. Terbentuknya budaya tidak dalam sekejap, tidak bisa dikarbid. Pembentukan budaya memerlukan waktu bertahun bahkan puluhan dan ratusan tahun. Pembentukan budaya diawali oleh pendiri founder melalui tahapan sebagai berikut Seseorang mempunyai gagasan untuk mendirikan sebuah organisasi atau perusahaan berdasarkan VM tertentu. Ia menggali dan mengerahkan sumber-sumber, baik orang ini yang sepaham dan setujuan dengan dia SDM, biaya, teknologi dan sebagainya. Mereka meletakkan dasar organisasi, berupa susunan organisasi dan tata kerja. Pembentukan budaya juga harus diartikan sebagai pemberian kesempatan kepada setiap orang untuk di satu pihak memberi sumbangan sebesar-besarnya kepada organisasi dan di pihak lain mencapai self-actualization setinggi-tingginya pula. Sosialisasi Budaya Melalui kegiatan sosialisasi budaya, ekspediensi budaya mencapai sebanyak mungkin aspek kuantitatif dan mencapai sedalam mungkin lubuk hati aspek kualitatif warga organisasi atau perusahaan. Sosialisasi keterampilan dan pengetahuan bias memalui program manajemen pelatihan dan pengajaran, yang dilakonkan oleh para pela;tih dan pengajar. Karena itu, sosialisasi keterampilan, pengetahuan dan ajaran-ajaran dapat diprogramkan dan diprojekkan. Tetapi sosialisasi budaya menuntut kesesuaian itu di samping cara yang efektif guna mencapai sasaran. Internalisasi budaya Internalisasi berarti proses menanamkan dan menumbuhkembangkan suatu nilai atau budaya menjadi bagian diri orang yang bersangkutan. Jika sosialisasi lebih ke samping horizontal dan lebih kuantitatif, maka internalisasi lebih bersifat vertikal dan kualitatif. Penanaman dan penumbuhkembangan nilai tersebut dilakukan melalui berbagai didaktik-metodik pendidikan dan pengajaran, seperti pendidikan, pengarahan, indoktrinasi, brain-washing, dan lain sebagainya. Kontrol Budaya dan Pertahanan budaya Masyarakat memiliki mekanisme atau lembaga pengendalian perilaku manusia, misalnya tradisi, asat, sopan santun, dan moralitas. Budaya berfungsi sebagai kontrol social pada saat ia mampu dan mau mengendalikan perilakau anggota masyarakat, misalnya budaya tertib. Pertahanan budaya adalah proses mempertahankan eksistensi dan kepribadian organisasi. Konflik budaya Benturan budaya dan konflik budaya merupakan dua gejala budaya yang perilaku dan raganya bisa sama tetapi motifnya berbeda. Benturan terjadi terutama antara nilai lama dengan nilai baru, tetapi konflik terjadi antarkekuatan. Dalam proses kontak budaya, perbedaan budaya secara objektif dapat menimbulkan benturan budaya, tetapi konflik budaya tidak harus terjadi dalam proses kontak budaya jika kontak itu soft. Konflik budaya adalah konflik nilai dan konflik nilai adalah gejala konflik kepentingan. Konflik budaya timbul jika seseorang berinteraksi dengan orang lain yang budayanya berbeda dengan menggunakan budayanya sendiri, tanpa menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan budaya orang lain itu. Perubahan Budaya Perubahan budaya adalah perubahan pada basics dan hadirannya. Perubahan budaya harus mengindahkan kode etik tertentu, baik dalam melancarkan perubahan maupun dalam menghadapi pihak yang menentang perubahan. Pewarisan Budaya Pewarisan budaya didasarkan pada beberapa anggapan dasar, yaitu VM pendiri organisasi merupakan potret zamannya dan dipandang luhur. Organisasi yang semula merupakan milik pendiri OSI telah menjadi milik masyarakat umumnya dan konsumen khususnya OSO. Pada suatu saat pendiri meninggal dunia, kekuasaan atas organisasi dilanjutkan oleh penggantinya. Sementara itu lingkungan menunjukkan perubahan sosial yang pesat di segala bidang. VM harus dapat diwariskan kepada generasi penerus organisasi. Budaya diwariskan melalui beberapa strategi, antara lain strategi pelestarian sistem nilai organisasi strategi kaderisasi strategi belajar berbudaya strategi suksesi dan pembatasan beberapa kali masa jabatan seseorang menjabat suatu jabatan strategi pemanfaatan dan pelestarian alam strategi hidup hemat dan sederhana
Haloapakabar pembaca JawabanSoal.id! Kamu sedang berada di halaman yang tepat jikalau kamu sedang memerlukan jawaban atas soal berikut : bagaimana peran lembaga budaya dalam menjaga identitas bangsa indonesia? . Kalian sering mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang sering sulit dijawab. Seringkali kita membutuhkan suatu jawaban yang sebenar benarnya tentang pertanyaan dan soal pelajaran kitaDisadari atau tidak, setiap orang pasti tergabung ke dalam sebuah organisasi atau perkumpulan. Baik itu di masyarakat, lingkungan kerja, termasuk sebuah perusahaan, seseorang pasti akan menjadi bagian dari sebuah organisasi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari struktur kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Tapi, pernahkah kamu menyadari jika dalam sebuah organisasi pasti terbentuk kebiasaan atau aturan yang dipatuhi oleh seluruh individu di dalamnya? Karakteristik atau kebiasaan dalam sebuah organisasi tersebut dikenal dengan istilah budaya organisasi. Selayaknya pedoman, budaya organisasi adalah aturan yang akan diterapkan oleh seluruh anggota sebuah organisasi. Tanpanya, efektivitas kerja dan motivasi anggota sebuah organisasi akan menjadi berantakan. Nah, karena perannya yang begitu penting tersebut, kamu wajib memahami penjelasan mengenai apa itu budaya organisasi, fungsi, jenis, contoh, dan karakteristiknya berikut ini. Baca Juga Kenali Apa Itu Struktur Organisasi, Jenis, Fungsi, dan Hal yang Memengaruhinya Apa Itu Budaya Organisasi? Apa Itu Budaya Organisasi? Dalam sebuah badan yang berisikan banyak orang yang berbeda tentunya akan membentuk sebuah kebiasaan yang secara sadar atau tidak sadar dipatuhi oleh semua anggotanya. Kebiasaan atau karakteristik yang terbentuk pada sebuah organisasi ini disebut sebagai budaya organisasi. Jika kamu berada di dalam perusahaan sebaiknya kamu mengikuti budaya yang sudah ada di lingkungan tersebut. Bukan untuk mengekang sampai tidak bisa bebas berekspresi, adanya budaya dalam perusahaan bisa berperan sebagai panduan untuk bersikap dan berperilaku selama berada di dalam lingkungan organisasi tersebut. Budaya organisasi juga berperan penting dalam aktivitas organisasi untuk mencapai suatu tujuan dari waktu ke waktu karena hal ini dibentuk dari nilai-nilai seperti harapan, pengalaman, dan filosofi dari dalam organisasi itu sendiri. Dalam implementasinya, budaya organisasi bisa tertulis dalam bentuk aturan, atau tidak tertulis yang bisa dipelajari dengan cara mengamati bagaimana anggota organisasi lain melakukan aktivitas kesehariannya. Fungsi dan Peranan Budaya Organisasi Dalam sebuah organisasi diperlukan arahan atau panduan yang bisa menjadi gambaran jelas dalam menjalankan tugas dan mencapai tujuan perusahaan. Pada prosesnya, budaya organisasi memiliki beberapa fungsi penting, seperti Mempererat ikatan antar anggota organisasi. Sebagai alat untuk mengontrol situasi sehari-hari dalam organisasi. Mengatur anggota organisasi agar berfungsi sesuai jabatannya. Menjadi panduan untuk menjalankan sistem organisasi. Memacu sistem dalam organisasi untuk berjalan dengan maksimal. 2 Jenis Budaya Organisasi Seperti saat memasuki rumah orang lain dengan gaya hidup dan kebiasaan yang berbeda, setiap perusahaan memiliki cara dalam menjalankan budaya organisasinya masing-masing. Penyebabnya tidak lain karena nilai yang dianut dan tujuan yang dikejar tidak sama. Secara umum ada dua jenis budaya organisasi perusahaan, berikut penjelasannya Open and Participatory Culture Jenis budaya organisasi perusahaan ini bersifat terbuka dari tingkatan bawah hingga ke atas, ataupun sebaliknya. Komunikasi dan transparansi yang jelas dari tiap lapisan perusahaan didasari dengan rasa percaya pada semua anggota atas mengalirnya informasi dalam sebuah organisasi. Begitu pula dengan gaya kepemimpinannya yang mendukung dan memberi atensi penuh pada seluruh anggota organisasi. Jika menemui permasalahan, semua akan berusaha membantu untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Closed and Autocratic Culture Berbeda dengan poin sebelumnya, jenis budaya organisasi perusahaan ini didasari dengan dorongan kuat untuk mencapai tujuan atau target yang besar. Target yang ditentukan tidak selalu sebanding dengan keadaan dalam organisasi sehingga budaya seperti ini biasanya menuntut anggotanya untuk mengerahkan usahanya dengan maksimal agar berhasil mencapainya. Gaya kepemimpinan di budaya organisasi ini juga bersifat tegas karena sistem yang diterapkan dari pimpinan hingga ke bawahan sudah paten. Tingkat fleksibilitas budaya tertutup ini tentunya lebih rendah karena semua mengacu pada aturan yang sudah ditetapkan. Baca Juga Mengenal Arti Kata Afiliasi dan Perannya dalam Konteks Marketing, Pasar Modal, Psikologi, dan Organisasi Contoh Budaya Organisasi Budaya organisasi adalah konsep yang ada dalam kegiatan berorganisasi dan cakupannya cukup luas. Agar lebih memahami pelaksanaannya, berikut adalah contoh budaya organisasi yang layak untuk disimak. Administratif Administrasi merupakan kegiatan yang mendasar dalam perusahaan karena mencakup banyak urusan, seperti, aliran keluar masuk dokumen, barang, penghitungan keuntungan, dan lain sebagainya. Dengan adanya panduan dalam mengatur hal administratif, anggota organisasi yang bertugas akan menjalankan tugasnya sesuai dengan sistem dan memberi hasil yang diharapkan. Ketertiban Ketertiban dalam sebuah kegiatan berorganisasi sangatlah penting agar mampu menghasilkan performa yang baik dan setiap pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan aturan yang sudah diterapkan. Bentuk ketertiban dimulai dari tiap individu yang datang dan pulang kerja tepat waktu setiap harinya. Selain itu, menyelesaikan tugas yang diberikan sebelum tenggat waktu yang ditetapkan juga sebuah bentuk ketertiban. Tidak hanya dari individu. ketertiban juga bisa dilihat dari cara perusahaan memberikan hak karyawannya, seperti, gaji dan asuransi yang lancar, termasuk promosi dan benefit yang sesuai dengan perjanjian kerja di awal. Struktur Kewenangan Perusahaan dengan struktur kewenangan atau kekuasaan yang jelas akan menemui masalah internal lebih jarang dibanding dengan perusahaan dengan struktur yang kurang jelas. Karena dalam struktur kewenangan yang jelas, masalah akan ditangani oleh personil atau bagian yang memiliki kewenangan dan kemampuan di bidang terkait sehingga masalah tidak akan semakin membesar. Dengan kewenangan yang sesuai, maka tiap bagian dalam perusahaan akan fokus pada tugas yang diberikan dan membuat performa yang dihasilkan juga lebih maksimal. Inovatif Sebuah perusahaan dituntut untuk selalu inovatif jika mau bertahan dalam waktu yang lama karena kondisi zaman yang terus berkembang. Jika budaya organisasi ini diterapkan dengan baik, performa perusahaan tentunya akan selalu naik karena menghasilkan hal baru yang bisa meningkatkan daya saing. Hal ini diawali dari tiap anggota organisasi yang juga harus menuangkan kreativitasnya dalam melakukan pekerjaan. Proses Terbentuknya Budaya Organisasi Proses Terbentuknya Budaya Organisasi Tingkatan teratas dari sebuah organisasi adalah pemimpin yang berperan penting dalam proses keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Pemimpin organisasi bertanggung jawab atas semua yang dibawahinya sehingga beban dan tugasnya paling berat. Dalam usaha mencapai target dan mempermudah pekerjaannya, pemimpin bisa membuat aturan yang harus ditaati anggota sehingga semua proses pekerjaan bisa berjalan dengan lancar. Karena pengaruh pemimpin yang sangat besar dan biasanya menjadi faktor utama terbentuknya sebuah budaya organisasi, karakter yang dimiliki pemimpin biasanya menjadi cerminan dari budaya yang ada di dalam perusahaan. Dengan seorang pemimpin yang kompenten, budaya kerja yang baik dan mendukung proses berjalannya perusahaan akan tercipta. Pertimbangan pemimpin dalam membuat sebuah aturan sebaiknya tidak hanya berpacu dalam keuntungan yang dihasilkan, tapi juga kondisi lingkungan pekerjaan dan kondisi dari bawahan. Selain pemimpin, faktor lain yang memengaruhi terbentuknya budaya organisasi adalah kondisi pasar. Dalam jangkauan yang lebih besar dari organisasi, kondisi bidang perusahaan menjalankan usahanya juga menentukan karakter organisasi-organisasi di dalamnya. Sebagai contoh budaya organisasi di industri properti akan jauh berbeda dengan budaya yang ada di industri makanan dan minuman. Kompetisi pasar yang sengit akan membuat budaya organisasi lebih ketat dan kompetitif. Alasannya karena jika salah atau kurang cepat dalam menjalankan tugas dan kehilangan klien, efeknya akan berimbas besar pada kondisi bisnis ke depannya. Sebaliknya jika sebuah perusahaan berada di sektor di mana tidak banyak persaingan, budaya yang dihasilkan akan lebih tenang dan lambat. Sebab, jika terjadi kesalahan, masih ada ruang untuk memperbaikinya. Budaya organisasi tidak harus selamanya sama karena kondisi dunia sekitar juga terus berubah. Dalam menghadapi perubahan yang cepat, budaya organisasi perusahaan tidak boleh terus menjadi kaku karena bisa jadi kalah dalam persaingan dengan perusahaan lain. Penyesuaian dalam budaya organisasi juga sangat wajar terjadi setiap pergantian pemimpin karena karakteristik atau watak kepemimpinan yang berbeda. Budaya Organisasi Penting dalam Pembentukan Lingkungan Kerja yang Membangun Dalam mencapai tujuan organisasi, budaya merupakan satu hal penting yang perlu diterapkan pada semua tingkatan dalam organisasi. Hal yang perlu difokuskan dalam pembentukan budaya organisasi adalah mencapai tujuan organisasi. Selain itu anggota organisasi juga berperan penting karena merekalah yang menjalankan proses tata usaha perusahaan secara langsung. Jika hal itu tidak terjadi maka perusahaan akan mengalami kesulitan mencapai tujuannya dan tidak bisa mendapat performa yang maksimal. Baca Juga Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Upaya Mencapai Target Organisasi BudayaOrganisasi ContohBudayaOrganisasi Apakah Anda mencari informasi lain? Faktorfaktor penghambat terjadinya perubahan sosial budaya antara lain : 1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. Kehidupan yang terasing dari masyarakat menyebabkan masyarakat tersebut tidak mengetahui perkembangan-perkembangan apa yang terjadi pada masyarakat lain yang mungkin akan memperkaya kebudayaannya sendiri. Masyarakat adalah salah satu unsur penting terbentuknya suatu negara. Tanpa mereka, tidak ada yang menjalankan peraturan di negara tertentu dan mimpi serta cita-cita suatu negara tidak akan mungkin dapat terwujud. Lalu, apa itu sebenarnya masyarakat dan kenapa kehadirannya begitu dibutuhkan? Pengertian Masyarakat Masyarakat society diartikan sebagai sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, di mana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata masyarakat berasal dari bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antara entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Pengertian Masyarakat Menurut Ahli Ada beberapa pengertian terkait apa itu masyarakat. Seorang ahli, Selo Sumardjan mengatakan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. Emile Durkheim mengartikan masyarakat sebagai suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya. Sementara itu, Paul B. Horton & C. Hunt mendefinisikan masyarakat sebagai kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok/ kumpulan manusia tersebut. Menurut Drs. Ayat Suryatna 199666 , pada prinsipnya suatu masyarakat terwujud apabila di antara kelompok individu-individu tersebut telah lama melakukan kerja sama serta hidup bersama secara menetap. Ciri-ciri Masyarakat Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat memiliki ciri-ciri sebagai berikut Manusia yang hidup bersama sekurang-kurangnya terdiri atas dua orang. Bergaul dalam waktu lama. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia. Sadar bahwa mereka merupakan satu kesatuan. Menimbulkan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lain. Proses Terbentuknya Masyarakat Untuk menganalisis secara ilmiah terkait proses terbentuknya masyarakat sekaligus masalah yang ada sebagai proses yang sedang berjalan atau bergeser, diperlukan suatu konsep. Dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi, hal itu disebut dinamika sosial. Dinamika masyarakat dan kebudayaan adalah pergerakan atau pergeseran suatu budaya meliputi pengetahuan, gagasan, dan ide atau kebiasaan masyarakat dari hal lama kepada suatu hal baru. Pergeseran masyarakat dan kebudayaan ini disebut dengan dinamika sosial. Secara umum dinamika sosial merupakan suatu proses yang luas, lengkap dan menyeluruh yang mencakup suatu tatanan kehidupan manusia. 1. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri Proses ini dibagi menjadi tiga, yakni proses internalisasi, proses sosialisasi, dan enkulturasi Proses internalisasi adalah proses panjang sejak manusia dilahirkan sampai ia hampir meninggal, di mana ia belajar menanamkan dalam kepribadian segala perasaan dosa, bersalah, malu dan hasrat mempertahankan hidup, bergaul, meniru. Proses sosialisasi adalah pengenalan kehidupan pada makhluk baru, seperti bayi/ lingkungan baru, proses sosialisasi ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Enkulturasi pembudayaan mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan. 2. Proses Evolusi Sosial Proses modifikasi atau perubahan unsur-unsur kebudayaan suatu kelompok masyarakat yang berlangsung secara lambat laun atau bertahap dalam kurun waktu tertentu, dari bentuk yang sederhana sampai yang paling kompleks. 3. Difusi Bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia yang disebut difusi. 4. Akulturasi Proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. 5. Asimilasi Proses sosial yang timbul apabila ada golongan-golongan manusia dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda, kemudian saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. 6. Inovasi Inovasi adalah suatu proses pembaharuan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Golongan Masyarakat Masyarakat dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu 1. Masyarakat Tradisional Masyarakat tradisional masih dikuasai oleh adat istiadat lama. Dalam melangsungkan hidupnya, mereka bergantung pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang diwarisi dari nenek moyangnya. Kehidupan mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Masyarakat ini dapat juga disebut masyarakat pedesaan atau masyarakat desa. 2. Masyarakat Modern Masyarakat modern adalah masyarakat yang sebagian besar warganya mempunyai orientasi nilai budaya yang terarah ke kehidupan dalam peradaban dunia masa kini. Perubahan-Perubahan itu terjadi sebagai akibat masuknya pengaruh kebudayaan dari luar yang membawa kemajuan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Masyarakat Transisi Masyarakat transisi adalah masyarakat yang mengalami perubahan dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lainnya. Misalnya masyarakat pedesaan yang mengalami transisi ke arah kebiasaan kota, yaitu pergeseran tenaga kerja dari pertanian dan mulai masuk ke sektor industri. HukumAdat merupakan hukum tradisional masyrakat yang merupakan perwujudan dari suatu kebutuhan hidup yang nyata serta merupakan salah satu cara pandangan hidup yang secara keseluruhannya merupakan kebudayaan masyarakat tempat hukum adat tersebut berlaku. Apabila kita melakukan studi tentang hukum adat maka kita harus berusaha memahami cara budayalokal di tengah gempuran modernisasi dan masyarakat yang multikultur. Dari awal terbentuknya hingga sampai saat ini, komunitas tersebut masih tetap eksis dikalangan masyarakat. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya komunitas ini, faktor-faktor apa saja yang A Latar Belakang Terbentuknya Bangsa India. Pada tahun 1980-an penduduk India meliputi 956.000.0000 orang, terdiri dari sejumlah besar kelompok penduduk asli yang tinggal di daerah pedalaman dan pantai selatan, dan penduduk yang kemudian datang, yang mendiami bagian utara anak benua ini. jUzg.